Dapat saya katakan disini bahwa prinsip film separasi adalah
membuat suatu gambar utuh (full color) menjadi terpisah-pisah sesuai dengan
warna-warna penyusunnya, karena prinsip kerja alat pencetak gambar adalah
mencetak berdasarkan warna per warna.
Nah, disinilah pentingnya film separasi, bagaimana kita
memisahkan dan mengelompokkan warna-warna penyusun gambar dengan tepat sehingga
hasil pencetakannya dapat sama atau minimal mendekati sama dengan gambar
aslinya.
Proses cetak separasi umumnya menggunakan warna-warna proses
(prosess color), yaitu cyan (C), magenta (M), yellow (Y), dan Black (K)
sehingga biasa disebut dengan warna CMYK. Dari perpaduan (kombinasi,
percampuran) keempat warna tersebutlah sebenarnya dapat dihasilkan berbagai
wacam warna yang menyusun suatu image. Misalnya untuk menghasilkan warna merah
dilakukan dengan memadukan warna yellow dan magenta.
Perbandingan persentase antara yellow dan magenta atau
dengan tambahan warna lain akan menentukan warna merah seperti apa yang
dihasilkan. Misal 100% magenta dipadukan dengan 100% yellow (perbandingan 1:1)
akan menghasilkan warna red (merah). Sedangkan perpaduan 60% magenta dan 100%
yellow (perbandingan 3:5) akan menghasilkan warna orange. Atau perpaduan antara
20% magenta, 20% yellow dan 60% black (perbandingan 1:1:3) akan menghasilkan
warna dark brown. dst. Warna-warna lain yang tidak bisa dihasilkan dari
perpaduan warna CMYK (misalnya biru/merah/kuning/cokelat/emas/dsb tertentu)
akan dicetak menggunakan warna khusus (biasanya warna panthone). Meskipun ada
juga proses cetak yang warna dasarnya bukan CMYK, tetapi menggunakan enam warna
dasar (hexachrome) yang terdiri atas hexachrome yellow, orange, magenta, cyan,
green, dan black. Tetapi umumnya yang digunakan adalah warna CMYK.
Jika kita buka printer warna kita, kita akan menemukan
cartridge pada printer tersebut akan terdiri dari sekat-sekat warna yang berisi
warna-warna cyan, magenta, yellow dan satu tambahan lagi warna black. Ini
berarti setiap kali kita mencetak foto warna kita pada selembar kertas, kita
telah melakukan proses cetak separasi. Hanya saja, kita tidak perlu melakukan
pemisahan warna terlebih dahulu, karena komputer telah melakukan pemisahan
warna secara otomatis dan mengirimkannya kepada printer, sehingga printer bisa
“tahu” warna cyan misalnya harus dicetak di posisi sebelah mana saja. Begitu
pula pada proses cetak dengan menggunakan mesin cetak ataupun sablon, gambar
dicetak dengan “menempatkan” warna-warna tertentu pada titik-titik bidang
tertentu, yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk gambar yang
diinginkan (misalnya foto kita). Tentu saja kita (melalui bantuan komputer)
yang memisahkan penempatan warna-warna tersebut (dalam bentuk film, yang
kemudian dibuat plat atau screen).
Bagaimana dengan sablon konvensional untuk mencetak
separasi?
Sablon konvensional (manual) tetap bisa mencetak separasi.
Hanya saja ini membutuhkan meja khusus jika ingin mendapatkan hasil yang bagus.
Biasanya adalah meja panjang (miring atau datar) yang telah dilapisi lem untuk
perekat bahan, dengan rel sebagai “jalanan” screen dan nok untuk pembatas
posisi screen
Ini memungkinkan penempatan posisi tiap screen akan sama
untuk semua bahan (lebih baik kalau bahan yang masih berbentuk potongan — bukan
baju/kaos jadi), sehingga hasil yang didapat sama untuk tiap bahan.
Meski begitu, pengaturan posisi screen awal pada pencetakan
sablon direct print untuk separasi sangat menentukan hasil yang didapat.
Apa sih bedanya sistem separasi CMYK dan index color ?
Separasi CMYK
Dengan teknik ini, suatu gambar yang full color, dengan
menggunakan software grafis pada komputer,
dipisah menjadi 4 channel warna yang merupakan warna dasar, yaitu Cyan,
Magenta, Yellow, dan Black. Silakan lihat tulisan terdahulu mengenai pisah warna
dengan channel. Setelah hasil setting dibuatkan screen-nya (4 buah screen),
maka pada saat penyablonan, yang digunakan adalah bahan sablon khusus untuk
separasi. Pewarna yang digunakan untuk menyablon juga adalah warna dasar CMYK.
Warna yang keluar pada bahan yang disablon, adalah hasil percampuran antara ke
empat warna dasar tersebut. Jadi bisa dikatakan kita pasrah dengan warna yang
terbentuk dari hasil percampuran tersebut. Paling-paling yang kita bisa
upayakan adalah membolak-balik urutan warna yang naik cetak, kemudian kita
lihat hasilnya. Dan tentu saja kualitas bahan sablon juga berpengaruh terhadap
hasil warna yang keluar.
Index Color
Pada sistem index color, pemisahan warna pada sebuah gambar
dilakukan dengan mengubahnya menjadi mode index (lihat tulisan mengenai pisah
warna). Namun ada keterbatasan warna dengan menggunakan sistem ini, karena
penyablonan tidak dilakukan dengan sistem percampuran warna seperti halnya
separasi CMYK. Jadi tiap warna dibuat menjadi screen tersendiri. Kalau gambar
aslinya full color, mungkin akan terdapat ratusan warna, sehingga jika
menggunakan sistem index color, kita terpaksa membatasi warna yang akan
digunakan, karena tidak mungkin membuat ratusan screen hanya untuk satu gambar,
bisa kena biaya berapa tuh ?? Namun ada kelebihan dari sistem ini, yaitu warna
yang keluar akan lebih tajam, dan bisa sesuai dengan keinginan kita.
Materi-materi sablon lainnya bisa di cek di website sablon murah
